Berbagi Pengetahuan Seputar Pendidikan | Berita | Metode Pembelajaran | Unik dan Menarik | Tips Tips

Proses Pendidikan Dan Beberapa Faktor

Dalam proses pendidikan, kemampuan dan daya serap anak didik itu berbeda-beda. Dalam hal ini, ada beberapa faktor kesulitan yang biasa dihadapi oleh siswa, yaitu:

1.    Faktor dalam diri anak didik (faktor internal) yang meliputi:
-Kemampuan intelektual,
-Faktor efektif seperti percaya diri
-Motivasi
-Kematangan belajarnya
-Kemampuan mengingat
-Kemampuan mengindra

2.    Faktor luar anak (faktor eksteral), yakni yang berkaitan dengan kondisi belajar mengajar, yaitu:
-Guru
-Kualitas belajar mengajarkan-LIngkungan (teman sekelas atau keluarga)

A. Dalam Khazanah Pendidikan: Guru “Digugu dan Ditiru”
Memang benar apa yang diucapkan guru disekolah harus dilaksanakan oleh murid, dan apa yang diajarkan guru juga harus didengarkan oleh murid. Tetapi jika metode pengajaran yang dilakukan guru itu kurang tepat, apakah murid harus berdiam diri saja? Banyak guru yang hanya menyuruh murid untuk menulis dipapan, sedang dirinya mengantuk, atau bila guru itu tidak mampu menguasai materi yang akan disampaikannya, maka diapun akan mendiktekan pelajaran dan menyuruh murid untuk menuliskannya dibuku mereka.
Bila metode ini dipakai, tentu ini adalah metode bermasalah yang hanya akan membuat anak ini tidak kreati. Dengan kata lain, ungkapan guru digugu dan ditiru menjadi tidak relevan lagi, sedang yang tepat adalah digugu dan turu, karena memang demikian realitasnya. Guru hanya bermalas-malasan dalam mengajar, sehingga murid pun tidak bisa menelaah pelajaran secara luas.
Jika kondisi ini terus berlangsung tanpa ada yang mau meluruskan, maka muridlah yang paling dirugikan. Murid menjadi kehilangan orientasi belajar sehingga usaha untuk mencerdaskan anak didik menjadi terbengkalai. Selain itu anak didik tidak mampu lagi menelaah apa makna ilmu yang diberikan guru dan juga tidak mampu menganalisis lebih jauh tentang apa yang diajarkan guru waktu itu dikelas. 

B. Signifikasi Pengajaran Guru di Sekolah
Metode pembelajaran adalah sebuah cara atau sistem untuk mengembangkan pembelajaran agar dapat menemukan suatu keserasian dalam kesinambungan antara siswa dan guru.
Dalam kegiatan belajar mengajar adakalanya seorang siswa mengalami kesulitan, hal ini berarti siswa tersebut mempunyai kelemahan dalam daya pikir dan ingat, serta menangkap dan menganalisis pelajaran yang diberikan.
Adapun faktor-faktor kesulitan belajar yang mendera anak adalah:
     Rendahnya intelektual anak
     Gangguan perasaan atau emosi yang berlebihan
     Kurang matangnya anak dalam belajar
     Usia yang terlalu muda
     Latar belakang yang tidak menunjang
     Kebiasaan belajar yang kurang baik
     Kemampuan mengingat yang rendah
     Terganggunya alat-alat panca indera
     Proses belajar mengajar yang tidak sesuai
     Tidak adanya dukungan dari pihak ketiga
Dengan mengetahui inti permasalahan yang dihadapi anak, maka guru harus dapat mencari jalan keluar untuk memperbaikinya agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Untuk mencari jalan keluar tersebut, guru harus mengambil langkah-langkah mengidentifikasi, mendiagnosis, meramalkan, memberikan perawatan (treatment) dan menindak lanjuti (follow up), sehingga murid yang bersangkutan merasa terbantu sehingga akan berusaha untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik dan berkualitas.

C. Guru dan Struktur Kurikulum
Kurt Lewin pernah berkatabahwa cara untuk mengupayakan pendidikan itu terbai menjadi tiga, yaitu:
1.    Otoriter atau otokratis cirinya adalah banyak pemaksaan dan pemeriksaan sehingga membuat murid kurang inisiatif dan bertanggung jawab.
2.    Sosio-integratif, ciri-cirinya adalah murid banyak berinisiatif dan bertanggung jawab, dan pemeriksaan hanya sejauh yang diperlukan saja dan tidak mendetail serta tidak pula mendiktenya.
3.    Laisswz-faire, ciri-cirinya adalah pengajar sama sekali tidak melakukan pemaksaan ataupun pemeriksaan
Dari bentuk tersebut, maka cara belajar sosio-integratif adalah cara yang paling ideal, karena murid dapat belajar dan bekerja mandiri, sedang guru sifatnya hanya mendorong membantu murid. Dari bentuk ini juga, murid bisa berlatih sikap demokratis dan kooperatif, seperti yang terjadi jika terjadi diskusi dan kerja sama dalam membahas suatu materi.
Jika metode otoriter digunakan, maka ketergantungan pada guru akan menjadi sangat besar sehingga muridpun menjadi tidak kreatif dan mandiri. Sedangkan metode Laissez faire hanya akan membuat peran guru hilang dan hanya berperan pada hal-hal yang penting saja sehingga muridpun belajar tanpa ada pengawasan dari seorang guru. Akibat dari metode laissez faire ini, murid yang lemah akan diteror murid yang kuat, sehingga bisa jadi akan terbentuk kelompok-kelompok primodial (kelompok yang merasa benar dan pintar) didalam kelas. Akibatnya kelaspun menjadi pecah dan tidak ada kesepakatam dari masing-masing individu.

Penulis: Hgs informasi Lokasi: Tarakan, kalimantan Utara

Artikel Proses Pendidikan Dan Beberapa Faktor, diterbitkan oleh Hgs informasi pada hari Jumat, 15 Juni 2012. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Hgs informasi adalah seorang penulis yang masih sedikit ilmunya tapi ingin berbagi. terima kasih sudah mau berkomentar di HGS INFORMASI . saya terima masukan atau kritik anda tentang Blog ini.

Artikel Terkait Proses Pendidikan Dan Beberapa Faktor :

Terima kasih sahabat HGS INFORMASI

NO SPAM
NO LINK AKTIF